Home » » Pendidikan Pasca Sarjana di Amerika

Pendidikan Pasca Sarjana di Amerika


 Pendidikan Pasca Sarjana di Amerika

Seperti telah dijelaskan di atas, setiap universitas di AS umumnya mempunyai program graduate  atau  pasca  sarjana yang berada di bawah  Graduate  College.    Tidak  semua  universitas atau  jurusan dalam universitas menawarkan program doktor. Banyak jurusan yang hanya menawarkan program master, terutama jurusan-jurusan yang bertujuan mendidik lulusannya sebagai praktisi.   Sesuai dengan perkembangan,  makin  banyak  jenis-jenis master  yang  ditawarkan kepada calon mahasiswa terutama mahasiswa asing.  Sejalan dengan sistem pendidikan yang bebas, persyaratan untuk program S2, waktu penyelesaiannya, dan gelar yang diberikannya pun berbeda-beda. Program master dapat dikelompokkan menjadi master terminal dan master berkelanjutan. Yang dimaksud dengan master terminal adalah program master berjangka waktu satu tahun dengan orientasi pada aplikasi suatu ilmu dan biasanya hanya berupa kuliah-kuliah tanpa penelitian atau tesis akhir.    Lulusan program master terminal ini diharapkan untuk langsung terjun mengaplikasikan ilmunya di profesinya, dan bukan calon mahasiswa doktor.   Apabila si lulusan berniat menjadi calon doktor, maka ia harus mengajukan lamaran kembali  untuk  program  doktornya  dan  apabila  diterima,  harus memulai kuliahnya dari nol atau dianggap sebagai mahasiswa tahun pertama master, bukan sebagai lulusan master.  Implikasinya adalah adanya kerugian waktu yang dialami si mahasiswa apabila ia berniat menjadi doktor tetapi mengambil program master terminal. Yang dimaksud dengan master berkelanjutan, adalah program master bagi mahasiswa yang memang berniat menjadi doktor. Gelar master diberikan, dengan atau tanpa tesis, setelah mahasiswa menyelesaikan sejumlah kredit tertentu dari seluruh program kuliahnya (biasanya setelah dua tahun). Gelar yang diberikan biasanya  adalah MA (Master of Arts). Pada master jenis ini, sejak awal si mahasiswa memang mengajukan lamaran untuk program doktor atau bisa juga seorang  mahasiswa  program  master  pindah  ke  program  doktor setelah satu atau dua tahun kuliah, tentu saja dengan mengajukan lamaran baru. Di antara kedua ekstrim di atas, master terminal dan master berkelanjutan, ada kombinasi di antara keduanya. Master jenis kombinasi ini mensyaratkan seorang mahasiswa yang diterima di program master untuk menyelesaikan semua kuliahnya ditambah master thesis atau master   project untuk mendapatkan   gelar masternya, dan setelah gelar didapat maka dilakukan evaluasi atas prestasinya selama program master tersebut. Apabila dianggap memenuhi syarat, maka si mahasiswa dapat diterima di program doktor dan tinggal melanjutkan kuliah-kuliah program doktor yang belum ia dapatkan di program master.
Makin derasnya arus mahasiswa asing belajar ke universitas- universitas di AS, terutama dari Asia Timur dan Tenggara termasuk Indonesia, dilihat pihak pimpinan universitas sebagai peluang untuk menambah pemasukan mereka. Dengan segala kreativitasnya, mereka menciptakan program-program master yang berorientasi pada aplikasi dan khusus ditujukan  untuk  mahasiswa asing.    Biasanya program ini mempunyai embel-embel executive program dan uang sekolahnya luar biasa mahalnya. Untuk menyelesaikan program master ini dalam waktu satu tahun diperlukan lebih dari $20,000 hanya untuk tuition dan fees nya. Gelar yang diberikan program master ini biasanya adalah MSc.  Para calon karyasiswa yang berlatar belakang dosen atau yang berniat mengambil program doktor disarankan untuk tidak mengambil program seperti ini karena terlalu mahal dan kuliah-kuliah yang diberikan tidak sesuai dengan persyaratan akademis yang diminta dari seorang pengajar atau calon doktor.  Persyaratan untuk program master seperti ini biasanya lebih rendah  dari  program  master  biasa,  baik  dari  segi  IPK  ataupun TOEFL. Perbedaannya adalah program master eksekutif ini biasanya mensyaratkan pengalaman kerja minimal dua tahun bagi calon mahasiswanya.
Untuk dapat dipertimbangkan sebagai mahasiswa program master di AS, calon mahasiswa dari Indonesia harus memenuhi syarat-syarat administratif dan akademik tertentu disamping mengisi formulir aplikasi dari setiap universitas yang dilamar.   Formulir aplikasi biasanya harus diminta langsung dari Bagian Pendaftaran (admission office) universitas yang bersangkutan.   Alamat dari universitas- universitas di AS biasanya tersedia di pusat kebudayaan AS yang tersebar di beberapa kota besar di Indonesia.  Persyaratan akademis pertama program master di AS adalah bahwa para pelamarnya harus memiliki IPK minimal 3.0 selama masa undergraduatenya atau masa program  sarjana  di  Indonesia.    Bukti  IPK  tersebut  ditunjukkan dengan salinan ijazah dan daftar nilai (transcript) yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris serta telah dilegalisir oleh universitas yang mengeluarkannya. Persyaratan kedua, para pelamar melewati batas minimum dari skor TOEFL (Test of English as a Foreign Language) yang ditentukan masing-masing program master. Setiap universitas, bahkan program dalam suatu universitas, mempunyai syarat TOEFL minimum yang berbeda-beda. Persyaratan TOEFL minimum tersebut terdapat dalam katalog universitas atau petunjuk pendaftaran mahasiswa baru yang dikeluarkan setiap universitas atau program. Perlu diperhatikan bahwa persyaratan TOEFL minimum ini dapat berubah dari waktu ke waktu sehingga sangat disarankan bagi karyasiswa untuk selalu mengecek informasi terbaru dan tidak bergantung pada informasi dari mulut ke mulut yang mungkin tidak lagi merupakan informasi termutakhir. Nilai yang diminta bervariasi biasanya antara 550 sampai dengan 600 (paper-based) atau 213 sampai dengan 250 (computer-based), tergantung dari persyaratan masing-masing universitas dan jenjang yang akan diambil. Nilai TOEFL international ini hanya bisa didapat melalui tes resmi yang dilaksanakan oleh The ETS (The Educational Testing Service) yang mempunyai beberapa cabang diseluruh dunia. Di Indonesia, ETS ini berkantor (sekaligus tempat tes diselenggarakan) di Menara Imperium, Lt. 28, Jl. HR Rasuna Said, Jakarta.  Selain  tes  TOEFL, The  ETS  juga  menyelenggarakan tes GMAT dan GRE. Nilai GRE biasanya diminta sebagai persyaratan untuk   melamar  program  doktoral,  sedangkan  GMAT   biasanya diminta untuk program studi manajemen dan bisnis.
Untuk tahun 2001 biaya penyelenggaraan tes TOEFL adalah sebesar US$110 (termasuk TWE). Sistem tes yang dilaksanakan adalah tes didepan komputer (paperless) dan hasilnya bisa langsung diketahui selesai tes. Tetapi hasil dalam bentuk dokumen tertulis baru bisa didapat atau dikirimkan oleh The ETS ke universitas yang dituju dua minggu kemudian. TWE atau Test of Written English pada saat ini umum diminta sebagai salah satu syarat melamar keprogram pasca sarjana di Amerika. Tes ini menunjukkan kemampuan menulis dalam bahasa Inggris yang topiknya ditentukan oleh komputer tempat pelaksanaan ujian.
Sesuai dengan persyaratan dari hampir semua universitas di AS, hasil dari TOEFL seorang pelamar harus dikirim langsung oleh ETS ke alamat universitas, yang berarti bahwa pihak universitas tidak akan mengakui copy hasil TOEFL yang dikirimkan langsung oleh pelamar. Proses ini memang agak memakan biaya karena pelamar harus membayar biaya pos (biasanya pos kilat) dari Jakarta ke ETS untuk permohonan pengiriman hasil sekaligus memberikan money order ke ETS untuk biaya pengiriman hasil dari ETS ke universitas-universitas yang dilamar. Perlu diperhatikan bahwa hasil TOEFL berlaku selama dua tahun sejak test diambil.
Selain kedua persyaratan utama di atas, ada persyaratan lain yang tidak lazim di Indonesia tetapi sangat menentukan diterima tidaknya calon mahasiswa di sebuah universitas di AS yaitu surat referensi. Biasanya para pelamar disyaratkan melampirkan minimal tiga surat referensi dalam bahasa Inggris dari pihak-pihak yang dianggap mengetahui benar kemampuan akademis atau kemampuan bekerja si pelamar. Untuk mendapatkan surat referensi yang dapat meyakinkan pihak universitas, pelamar dari Indonesia maupun pemberi surat referensinya harus memperhatikan dua hal, kredibilitas pemberi referensi serta keeratan hubungan antara pemberi dan penerima referensi.   Kredibilitas pemberi referensi ditunjukkan lewat posisi akademisnya,   misalny rektor,   dekan,   ketua   jurusan,   dosen pembimbing skripsi.   Akan lebih baik lagi kalau pemberi referensi pernah mengenyam pendidikan di AS atau bahkan di universitas yang sama dengan universitas yang dilamar.   Kondisi-kondisi di atas penting  karena  pihak  universitas  yang  dilamar  ingin  mengetahui benar prestasi akademis si pelamar waktu di Indonesia dan kemungkinan kesuksesannya dalam sistem pendidikan di AS. Keeratan hubungan antara pemberi referensi dengan pelamar juga penting karena pihak universitas juga ingin mengetahui kemampuan spesifik dari si pelamar, terutama dalam bekerja, berorganisasi, ataupun penelitian.   Untuk pihak universitas, suatu surat referensi akan sangat bermakna kalau pemberi referensi tahu persis kelebihan si pelamar dalam melakukan sesuatu.   Misalnya, pemberi referensi menyatakan bahwa si  pelamar sangat ahli dalam bahasa program komputer C++, atau si pelamar sangat berpengalaman dalam melakukan analisa perekonomian daerah dengan metode ekonometri dan sebagainya.
Di luar syarat-syarat yang telah dijelaskan di atas beberapa program master  meminta  test  tambahan  seperti  GMAT  (Graduate Management Admission  Test)  untuk  program MBA,  LSAT  (Law Scholastic Apptitude Test)  untuk master of law.  Ada baiknya pula untuk program-program master lainnya, di luar bisnis dan hukum, pelamar   mengambil   test   GRE   (Gradute   Record   Examination) general.  Hasil test yang bagus akan sangat menolong pelamar dalam berkompetisi dengan pelamar-pelamar lain yang kurang lebih berkualifikasi sama. Di universitas-universitas AS, umumnya hasil GRE    digunakan    sebagai    pertimbangan    bagi    pelamar    yang membutuhkan financial aid dalam bentuk teaching assistanship dan research assistanship.     Semua jenis test tersebut diselenggarakan juga oleh ETS dan hasilnya berlaku untuk jangka waktu lima tahun.
Perhatikan baik-baik petunjuk penerimaan mahasiswa dari program atau universitas yang hendak dilamar mengenai persyaratan test-test tambahan tersebut. Beberapa program master juga meminta para pelamarnya untuk menulis statement of purpose yang isinya lebih untuk mengetahui motivasi si pelamar, bidang yang diminati, dan kenapa memilih program master yang bersangkutan. Persyaratan terakhir yang tentu tidak boleh dilupakan pelamar, terutama karyasiswa Indonesia, adalah surat keterangan sponsor yang menyatakan bahwa sponsor akan menanggung si karyasiswa selama masa studinya, baik untuk uang sekolah maupun biaya hidupnya. Surat tersebut nantinya akan dipakai dalam urusan keuangan antara karyasiswa dengan universitas.
Besarnya tuition dan fees di universitas-universitas AS sangat bervariasi dimana perguruan tinggi swasta umumnya mempunyai tuition dan fees lebih mahal daripada universitas negeri.   Salah satu kelompok perguruan tinggi yang mempunyai tuition dan fees tergolong paling tinggi di AS adalah Ivy League yang terdiri dari universitas-universitas antara lain Cornell, Harvard, Columbia, Princeton.  Di antara universitas negeri, yang tergolong mempunyai tuition dan fees cukup tinggi adalah University of California yang terdapat di beberapa kota di negara bagian California.  Faktor lokasi juga berpengaruh terhadap besarnya tuition dan   fees.   Universitas- universitas di pantai barat dan pantai timur AS umumnya mempunyai stuition  and  fees  lebih  tinggi  daripada  yang  terletak  di  tengah (Midwest) dan di selatan. Universitas-universitas dengan tuition dan fees terendah umumnya adalah universitas yang relatif kecil yang dimiliki oleh  pemerintah negara  bagian. Sebagai contoh,  negara bagian  Illinois  mempunyai  beberapa  universitas  negeri. Yang terbesar dan juga termahal tuition dan feesnya adalah University of Illinois at Urbana-Champaign dan University of Illinois at Chicago. Yang  lebih  kecil  dengan  tuition  dan    fees  lebih  rendah  adalah Northern Illinois University, Southern Illinois University, dan Illinois State  University.    Pada  tahun  2001,  besarnytuition  dan    fees program master biasa (bukan program eksekutif) di University of Illinois adalah sekitar 4,000 dollar per semester ( fall dan spring) serta sekitar 1600 dollar untuk summer.  Karena Illinois adalah universitas negeri yang terletak di midwest, maka dapatlah diperkirakan berapa besarnya tuition dan fees di wilayah-wilayah lain atau di universitas swasta.
Jumlah kredit minimal yang diperlukan untuk mencapai gelar master bervariasi antar universitas dan antar program.  Umumnya, program master yang paling cepat (satu tahun) mensyaratkan pesertanya untuk mengambil kuliah minimal 30 35 kredit tanpa master thesis. Program master dengan thesis umumnya mensyaratkan minimal 35 – 40 kredit ditambah 1.5 2 kredit untuk thesis.  Umumnya program master ini bisa diselesaikan dalam dua tahun, atau dengan memakai patokan mahasiswa Indonesia bisa diselesaikan dalam 2.5 3 tahun. Program  master  dengan  kredit  terbanyak  mungkin  adalah  MBA (Master of Business Administration) yang mensyaratkan pesertanya untuk menyelesaikan minimal 60 65 kredit, tanpa master thesis. Kebanyakan kuliah diambil selama semester fall dan spring, sedangkan selama summer hanya beberapa kelas yang ditawarkan kepada mahasiswa.     Sebagian besar mahasiswa umumnya memanfaatkan summer untuk melakukan studi mandiri atau independent study sebanyak empat kredit atau melakukan internship (semacam praktek kerja atau magang) dengan persetujuan pihak pembimbing akademis dan universitas.  Internship ini juga bernilai empat kredit.
Seperti sudah disinggung di atas, program master ada yang mensyaratkan pesertanya untuk menulis karya akhir dan ada yang tidak.  Untuk program master yang tidak mensyaratkan karya akhir, maka kelulusan ditentukan oleh GPA (Grade Point Average) atau IPK yang berada di atas angka minimum (biasanya 3.0 dari skala 4.0). Selain itu biasanya juga diperhatikan bagaimana GPA untuk pelajaran-pelajaran wajib (core courses) dan GPA untuk pelajaran- pelajaran  spesialisasi  (specialization  courses). Untuk  program master  yang  mensyaratkan  karya  akhir,  mahasiswa  bisa  memilih antara membuat Master thesis atau Master project.   Master thesis biasanya lebih condong pada pendekatan metodologis dan teoritis dalam  membahas  suatu  masalah,  dan  menurut  peraturan,  Master thesis harus dibuat mengikuti format-format yang telah ditetapkan graduate college, untuk kemudian thesis tersebut dimasukkan dalam koleksi perpustakaan universitas. Master project biasanya mencakup aplikasi  suatu  pendekatan  terhadap  suatu  masalah  yang  nyata  dilapangan, dan berbeda dengan Master thesis, Master project tidak harus dibuat dalam format yang ditetapkan Graduate College dan tidak akan menjadi koleksi perpustakaan. Ujian akhir dari Master thesis merupakan ujian lisan yang melibatkan pembimbing tesis sebagai ketua tim penguji ditambah satu atau dua pengajar lain sebagai anggota.  Ujian ini bersifat formal dan harus sepengetahuan Graduate College.   Untuk Master project, ujian bersifat informal dalam pengertian tidak sepengetahuan Graduate College. Ujiannya biasanya dipimpin pembimbing project dengan satu pengajar lain sebagai anggota. Beberapa universitas menawarkan program master yang cukup unik yaitu double degree dimana seorang mahasiswa bisa mendapatkan dua gelar master yang berlainan tanpa menghabiskan waktu yang terlalu lama.   Pendaftaran untuk double degree ini bisa dilakukan pada  saat  aplikasi  awal  atau  setelah  kuliah  berjalan  satu  tahun. Strategi yang biasa diambil adalah mengambil mata kuliah wajib program master utama, sedangkan jatah mata kuliah pilihan dipakai untuk mata kuliah wajib program master tambahan.  Sisanya dipakai untuk mata kuliah spesialisasi yang cocok untuk kedua program master  tersebut.    Beberapa  contoh  double  degree  master  adalah master akuntansi dengan Sistem informasi, MBA dengan Master of Civil Engineering (khusus untuk construction management), Master planning dengan arsitek.
Persyaratan  untuk  masuk  program  doktor  pada  umumnya  sama dengan program master, hanya di sini test GRE general biasanya merupakan suatu keharusan disamping skor TOEFL yang umumnya juga  lebih  tinggi (580   600). Perkembangan  terakhir  di  AS menunjukkan bahwa makin sulit bagi seorang calon mahasiswa dari Indonesia yang baru bergelar sarjana, untuk diterima dalam program doktor secara langsung. Umumnya, universitas-universitas di AS mensyaratkan calon dari Indonesia untuk mengambil dulu program master, biasanya master kombinasi seperti dijelaskan di atas, baru kemudian setelah lulus master boleh mengajukan lamaran baru untuk program doktor. Bagi mahasiswa yang masuk program doktor langsung setelah menyelesaikan masternya, persyaratan seperti TOEFL dan GRE tidak diperlukan lagi. Yang harus disertakan dengan formulir aplikasi adalah transcript master, tiga surat referensi baru dari pengajar-pengajar di universitas tersebut, dan statement of purpose. Statement of  purpose  untuk  program doktor  sebaiknya sudah memberikan bayangan cakupan penelitian yang akan dilakukan selam program   doktor   atau   paling   tidak   sudah   memberikan gambaran bidang-bidang apa saja yang ingin diteliti.  Supaya proses penerimaan lebih lancar, cantumkan bidang-bidang penelitian yang memang menjadi bidang penelitian utama profesor-profesor yang ada di program yang sedang dilamar.   Selain syarat-syarat di atas, jangan lupa lampirkan pula surat keterangan sponsor yang baru untuk urusan keuangan.
Total kredit minimal untuk mencapai gelar doktor adalah 96 kredit dimana 32 di antaranya merupakan kuliah tingkat master, 32 kredit untuk kuliah-kuliah program doktor, dan 32 lagi untuk disertasi doktor.   Apabila seorang mahasiswa masuk program doktor setelah menyelesaikan masternya, maka ia cukup menyelesaikan 64 kredit. Jangka  waktu  penyelesaian  program  doktor  umumnya  3-4  tahun untuk mahasiswa yang masuk dengan gelar master, atau 6-7 tahun untuk mahasiswa yang masuk dengan gelar Bachelor atau sarjana. Setiap universitas biasanya mempunyai batas waktu maksimum seseorang bisa menyelesaikan program doktor, umumnya 8  tahun sejak  pertama  kali  diterima  sebagai  mahasiswa  program  doktor. Batas waktu tersebut bisa diperpanjang dengan menjadi mahasiswa off-campus dimana si mahasiswa tetap tercatat sebagai mahasiswa program doktor di universitas tersebut, tetapi dia tidak perlu membayar  tuition  dan  fees  ataupun  mengambil  kuliah. Dengan sistem off-campus atau sistem cuti tersebut, si mahasiswa bisa tetap mengerjakan disertasinya di mana dia berada dan apabila siap untuk ujian akhir, dia harus mendaftar kembali di universitasnya sebagai bagian persyaratan ujian akhir.
Berbeda dengan program master, program doktor mempunyai beberapa  tahap  evaluasi  sebelum  mahasiswa  berhak  menyandang gelar doktor. Sebagian besar program doktor mensyaratkan pesertanya untuk lulus ujian kualifikasi (qualifying exam) yang biasanya  harus  diambil  setelah  mahasiswmenyelesaikan seluruh kuliah program doktornya. Tujuan dari ujian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pemahaman mahasiswa akan dasar-dasar teori ilmu yang sedang didalami sekaligus pemahaman metodologi yang kerap dipakai dalam disiplin ilmu tersebut.  Selain itu diuji pula dasar-dasar  teori  dari  spesialisasi  mahasiswyang  kemungkinan besar akan menjadi topik disertasinya.   Pada ujian ini, mahasiswa diminta untuk membentuk komite penguji yang disahkan universitas, terdiri dari satu ketua dan dua penguji yang umumnya berasal dari departemen dimana si  mahasiswa sedang menyelesaikan studinya. Untuk kesinambungan studi, disarankan untuk memilih ketua komite penguji yang merupakan calon pembimbing disertasi. Format dari ujian klasifikasi tidak ada yang baku.   Ada yang mengharuskan mahasiswa menjawab pertanyaan-pertanyaan secara tertulis dari tiga penguji selama tiga hari dalam seminggu, kemudian minggu berikutnya dilakukan ujian lisan membahas jawaban-jawaban si mahasiswa. Ada juga yang mengharuskan mahasiswa menulis sebuah paper berbentuk literature review (studi kepustakaan) mengenai teori atau metodologi yang biasa dipakai dalam disiplin ilmunya.   Paper atau makalah tersebut kemudian dipertahankan di depan tim penguji. Format  lainnya  adalah  ujian  tertulis  menjawab  pertanyaan  tiga penguji tanpa dilakukan ujian lisan sesudahnya.  Apabila mahasiswa tidak   lulus   pada   ujian   klasifikasi   kesempatan   pertama,   maka diberikan kesempatan mengulang sebanyak dua kali.  Apabila tidak lulus juga, maka mahasiswa dinyatakan drop-out dari program doktor dan hanya akan bergelar Master.
Apabila lulus ujian klasifikasi, mahasiswa yang sekarang bergelar kandidat  doktor  diwajibkan  untuk  membuat  proposal  dari disertasinya sekaligus memilih profesor yang akan menjadi pembimbing utamanya.   Batas waktu diselesaikannya proposal dari sejak lulus ujian klasifikasi umumnya enam bulan sampai satu tahun. Proposal tersebut kemudian harus dipertahankan di depan komite penguji yang minimal terdiri dari tiga profesor, minimal dua dari departemen yang bersangkutan dan satu dari luar departemen atau luar universitas.   Ketua komite adalah pembimbing utama Pada sebagian besar program atau universitas, proses mempertahankan proposal disertasi ini biasa disebut preliminary exam Apabila proposal bisa diterima komite berikut perbaikan-perbaikannya, maka tugas mahasiswa adalah menyelesaikan penelitian dan penulisan disertasinya.  Pada kondisi ini, si mahasiswa sering disebut sebagai ABD (All But Dissertation). Disertasi doktor pada intinya adalah penelitian mandiri dari seorang calon doktor dengan menekankan pada orisinalitas ide dan mampu memberikan kontribusi yang berarti bagi ilmu pengetahuan. Kontribusi di sini bisa berupa penemuan teori  atau  metodologi baru,  pengembangan teori  atau  metodologi yang ada, atau aplikasi dari teori atau metodologi yang ada pada kasus atau tempat yang belum pernah dilakukan sebelumnya.  Ujian akhir  dari  keseluruhan  program  doktor  atau  biasa  disebut  final defense  merupakan ujian  lisan  mengenai disertasi yang  ditulis  di depan komite penguji yang umumnya sama dengan komite waktu preliminary exam. Setelah lulus, sama seperti Master thesis, mahasiswa harus menyesuaikan format disertasinya dengan ketentuan dari Graduate College. Disertasi tersebut kemudian akan menjadi koleksi universitas, sedangkan abstraknya dibuat dalam bentuk mikrofilm yang kemudian bisa diakses secara internasional. Petunjuk mengenai format Master thesis dan Doctoral Dissertation terdapat pada buku petunjuk pembuatan thesis yang dikeluarkan pihak Graduate College.a
Pada beberapa universitas di Amerika Serikat, seorang mahasiswa yang sudah berstatus ABD atau kandidat doctor tetapi akhirnya tidak menyelesaikan disertasinya atau memilih untuk meninggalkan studiprogram doktoralnya tersebut mendapatkan gelar M.Phil (Master of Philosophy). Dengan  penjelasan di  atas,  bisa  disimpulkan kalau M.Phil sebenarnya setingkat lebih tinggi dari master biasa (MA atau Msc) yang dihasilkan melalui program master.  Akan tetapi akreditasi pendidikan luar negeri yang dilakukan direktorat jendral pendidikan tinggi belum mengenal gelar tersebut, dan sebagai akibatnya seseorang dengan gelar M.Phil akan disetarakan dengan yang baru lulus dari master program.

Written by : Tri Puji Anjarani - PGSD UNNES

Hello all I am Rani, happy to share information with you. How do I post may be useful. No ivory that is not cracked definitely hurt. If you wish please given comment yah. Thank you greeting friends.

Join Me On: Facebook | Twitter | Google Plus :: Thank you for visiting ! ::

0 komentar:

Posting Komentar