Pendidikan Pasca Sarjana di Amerika
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQGJBkfXeGd1DMfKe1JGY_lwUaFOgZAXkDOzPV2fauhmpPyctbpmJ2HflrLbBs52H17QVd4_JOM2_xW_vrUPHG1ubGVSiB1guTFLWgMcSPzGyh2ybzz0p0qhDXVMyDBeq0tE6geuZwAAc/s1600/s2.jpg)
Makin derasnya arus mahasiswa
asing belajar ke universitas- universitas di AS, terutama dari Asia Timur dan Tenggara
termasuk Indonesia, dilihat pihak pimpinan universitas sebagai peluang untuk menambah
pemasukan mereka. Dengan segala kreativitasnya, mereka menciptakan program-program master yang berorientasi pada aplikasi dan khusus ditujukan
untuk mahasiswa asing. Biasanya
program ini mempunyai
embel-embel executive program dan uang sekolahnya luar biasa mahalnya. Untuk menyelesaikan
program master ini dalam waktu satu tahun diperlukan lebih dari $20,000 hanya untuk tuition dan fees nya.
Gelar yang diberikan program master ini biasanya adalah
MSc. Para calon karyasiswa yang berlatar belakang dosen atau yang berniat
mengambil program doktor
disarankan untuk tidak mengambil program seperti ini karena terlalu mahal dan kuliah-kuliah
yang
diberikan tidak sesuai dengan
persyaratan akademis yang diminta dari seorang pengajar atau calon doktor. Persyaratan untuk program
master seperti ini biasanya lebih rendah dari program
master
biasa,
baik dari
segi IPK ataupun TOEFL. Perbedaannya adalah program master eksekutif ini biasanya
mensyaratkan pengalaman
kerja
minimal dua tahun bagi calon mahasiswanya.
Untuk dapat dipertimbangkan sebagai mahasiswa program master
di AS, calon mahasiswa
dari Indonesia harus memenuhi
syarat-syarat administratif dan akademik tertentu disamping mengisi formulir aplikasi dari setiap universitas yang dilamar.
Formulir aplikasi biasanya harus diminta langsung
dari Bagian Pendaftaran
(admission office) universitas
yang
bersangkutan. Alamat
dari universitas- universitas di AS biasanya tersedia di pusat kebudayaan
AS yang tersebar di beberapa kota besar di Indonesia.
Persyaratan
akademis pertama program master
di AS adalah bahwa para pelamarnya
harus memiliki IPK minimal 3.0 selama masa undergraduatenya atau masa program sarjana
di
Indonesia. Bukti IPK
tersebut
ditunjukkan dengan salinan ijazah dan daftar nilai (transcript) yang telah diterjemahkan
ke dalam bahasa Inggris serta telah dilegalisir oleh universitas yang mengeluarkannya. Persyaratan kedua, para pelamar melewati batas minimum dari
skor TOEFL (Test of English as a Foreign
Language) yang ditentukan
masing-masing program master.
Setiap universitas, bahkan program dalam suatu universitas, mempunyai syarat TOEFL minimum yang berbeda-beda. Persyaratan TOEFL minimum tersebut terdapat dalam katalog universitas atau petunjuk pendaftaran mahasiswa baru yang dikeluarkan
setiap universitas atau program. Perlu diperhatikan bahwa persyaratan TOEFL minimum ini dapat berubah
dari waktu ke waktu sehingga sangat disarankan bagi karyasiswa
untuk selalu mengecek informasi
terbaru dan tidak bergantung pada informasi dari mulut ke mulut yang mungkin tidak lagi merupakan informasi termutakhir.
Nilai yang diminta bervariasi biasanya antara 550 sampai dengan 600 (paper-based) atau 213 sampai dengan 250 (computer-based), tergantung dari persyaratan masing-masing
universitas dan jenjang yang akan diambil. Nilai TOEFL international ini hanya bisa didapat
melalui tes resmi yang dilaksanakan
oleh The ETS (The Educational
Testing Service) yang mempunyai beberapa cabang diseluruh dunia. Di
Indonesia, ETS ini berkantor
(sekaligus tempat tes diselenggarakan) di Menara Imperium, Lt. 28, Jl. HR Rasuna Said,
Jakarta. Selain
tes TOEFL,
The ETS juga
menyelenggarakan tes GMAT dan GRE. Nilai GRE biasanya
diminta sebagai persyaratan untuk melamar program doktoral, sedangkan
GMAT
biasanya diminta untuk program
studi manajemen dan bisnis.
Untuk tahun 2001 biaya penyelenggaraan
tes TOEFL adalah sebesar
US$110 (termasuk TWE). Sistem tes yang dilaksanakan
adalah tes didepan komputer (paperless) dan hasilnya bisa langsung diketahui selesai tes. Tetapi hasil dalam bentuk dokumen
tertulis baru bisa didapat atau dikirimkan
oleh The ETS ke universitas yang dituju dua
minggu kemudian. TWE atau Test of Written English pada saat ini
umum
diminta sebagai salah satu syarat melamar keprogram pasca sarjana di Amerika.
Tes ini menunjukkan kemampuan menulis dalam bahasa Inggris yang topiknya ditentukan oleh komputer tempat
pelaksanaan ujian.
Sesuai dengan persyaratan dari hampir semua
universitas di AS, hasil dari
TOEFL seorang pelamar harus dikirim langsung oleh ETS ke
alamat universitas, yang berarti bahwa pihak universitas
tidak akan mengakui copy hasil
TOEFL yang dikirimkan langsung
oleh pelamar. Proses ini memang agak memakan biaya karena pelamar harus
membayar biaya pos (biasanya pos kilat) dari Jakarta
ke ETS untuk permohonan pengiriman hasil sekaligus
memberikan money order ke
ETS
untuk biaya pengiriman hasil dari
ETS
ke universitas-universitas yang dilamar. Perlu diperhatikan bahwa hasil TOEFL berlaku selama
dua tahun sejak test diambil.
Selain kedua persyaratan utama di atas, ada persyaratan
lain yang
tidak lazim di Indonesia tetapi sangat menentukan
diterima tidaknya calon mahasiswa di sebuah universitas di AS yaitu surat referensi.
Biasanya para pelamar disyaratkan
melampirkan minimal tiga surat referensi dalam bahasa Inggris dari pihak-pihak yang dianggap mengetahui
benar kemampuan akademis atau kemampuan bekerja si pelamar. Untuk mendapatkan
surat referensi yang dapat meyakinkan
pihak universitas, pelamar dari Indonesia
maupun pemberi surat referensinya harus memperhatikan dua hal, kredibilitas pemberi
referensi serta keeratan
hubungan antara pemberi dan penerima
referensi. Kredibilitas pemberi referensi ditunjukkan
lewat posisi akademisnya, misalnya rektor,
dekan,
ketua
jurusan, dosen pembimbing skripsi.
Akan lebih baik lagi kalau pemberi referensi pernah mengenyam pendidikan di AS atau bahkan di universitas yang
sama
dengan universitas yang dilamar. Kondisi-kondisi di atas penting karena pihak
universitas yang
dilamar ingin mengetahui
benar prestasi akademis si pelamar waktu di Indonesia dan kemungkinan kesuksesannya dalam
sistem pendidikan di AS. Keeratan hubungan antara pemberi
referensi dengan pelamar juga penting karena pihak universitas juga ingin mengetahui kemampuan spesifik dari si pelamar, terutama dalam bekerja, berorganisasi,
ataupun penelitian. Untuk pihak universitas, suatu surat referensi akan sangat bermakna kalau pemberi referensi
tahu persis kelebihan si pelamar dalam melakukan
sesuatu. Misalnya, pemberi referensi
menyatakan bahwa si
pelamar sangat ahli dalam bahasa program komputer C++, atau si pelamar sangat berpengalaman dalam melakukan analisa perekonomian daerah dengan metode ekonometri dan
sebagainya.
Di
luar syarat-syarat yang telah dijelaskan di
atas beberapa program master
meminta
test
tambahan
seperti GMAT
(Graduate
Management Admission Test)
untuk
program MBA,
LSAT (Law Scholastic Apptitude Test)
untuk
master of law. Ada baiknya pula untuk program-program master lainnya, di luar bisnis dan hukum, pelamar mengambil
test GRE (Gradute Record
Examination) general. Hasil test yang bagus akan sangat menolong
pelamar dalam berkompetisi dengan pelamar-pelamar lain yang kurang lebih berkualifikasi sama. Di universitas-universitas
AS,
umumnya hasil GRE
digunakan sebagai pertimbangan bagi
pelamar yang
membutuhkan
financial aid dalam
bentuk teaching assistanship dan research assistanship.
Semua jenis test tersebut diselenggarakan juga oleh ETS dan hasilnya berlaku untuk jangka waktu lima tahun.
Perhatikan baik-baik
petunjuk penerimaan mahasiswa dari program
atau universitas yang hendak dilamar mengenai
persyaratan test-test tambahan tersebut. Beberapa
program master juga meminta para pelamarnya untuk menulis
statement of purpose yang isinya lebih
untuk mengetahui motivasi si pelamar, bidang yang diminati,
dan kenapa memilih program master yang bersangkutan.
Persyaratan
terakhir yang tentu tidak boleh dilupakan pelamar, terutama karyasiswa Indonesia, adalah surat keterangan sponsor yang menyatakan bahwa sponsor akan menanggung si karyasiswa
selama masa studinya, baik untuk uang sekolah
maupun biaya hidupnya.
Surat tersebut nantinya akan dipakai dalam urusan keuangan antara karyasiswa dengan
universitas.
Besarnya tuition dan fees di universitas-universitas
AS
sangat bervariasi dimana perguruan tinggi swasta umumnya mempunyai
tuition dan fees lebih mahal daripada universitas
negeri. Salah satu kelompok perguruan
tinggi yang mempunyai tuition dan fees tergolong paling tinggi di AS adalah
Ivy League yang terdiri dari
universitas-universitas antara lain Cornell, Harvard, Columbia,
Princeton. Di antara universitas negeri, yang tergolong
mempunyai tuition dan fees cukup
tinggi adalah University of California yang terdapat di beberapa kota di negara bagian California. Faktor
lokasi juga berpengaruh terhadap besarnya tuition dan fees. Universitas- universitas di pantai barat dan pantai timur AS umumnya mempunyai
stuition and fees lebih tinggi daripada yang
terletak
di
tengah
(Midwest) dan di selatan.
Universitas-universitas dengan tuition dan fees terendah umumnya adalah universitas
yang
relatif kecil yang
dimiliki oleh pemerintah negara bagian. Sebagai contoh, negara bagian Illinois
mempunyai beberapa universitas negeri.
Yang terbesar dan juga termahal tuition dan feesnya adalah
University of Illinois at Urbana-Champaign
dan University of Illinois at Chicago.
Yang lebih
kecil
dengan tuition dan fees lebih rendah
adalah
Northern Illinois University, Southern Illinois
University, dan Illinois State University. Pada tahun
2001, besarnya tuition
dan fees program master
biasa (bukan program eksekutif) di University
of Illinois adalah sekitar
4,000 dollar per semester ( fall dan
spring) serta sekitar 1600 dollar untuk summer. Karena Illinois adalah universitas negeri yang terletak di midwest, maka dapatlah
diperkirakan berapa besarnya tuition dan fees di wilayah-wilayah
lain atau di universitas swasta.
Jumlah kredit minimal yang diperlukan
untuk mencapai gelar master bervariasi antar universitas dan antar program.
Umumnya, program master yang paling
cepat (satu tahun) mensyaratkan
pesertanya untuk mengambil kuliah minimal 30 – 35 kredit tanpa master
thesis. Program master
dengan thesis umumnya mensyaratkan
minimal 35 – 40 kredit ditambah 1.5 – 2 kredit untuk thesis.
Umumnya program master ini bisa diselesaikan dalam dua tahun, atau dengan memakai patokan mahasiswa Indonesia bisa diselesaikan
dalam 2.5 – 3 tahun. Program
master
dengan
kredit
terbanyak mungkin
adalah
MBA (Master of Business Administration) yang mensyaratkan pesertanya
untuk menyelesaikan minimal 60 – 65 kredit, tanpa master thesis.
Kebanyakan kuliah diambil selama semester fall
dan spring, sedangkan selama summer hanya beberapa kelas yang ditawarkan kepada mahasiswa.
Sebagian besar mahasiswa
umumnya memanfaatkan summer untuk melakukan
studi mandiri atau independent study sebanyak empat kredit atau melakukan internship (semacam praktek kerja atau magang) dengan persetujuan
pihak pembimbing akademis dan universitas.
Internship ini
juga bernilai empat kredit.
Seperti sudah disinggung di atas, program master ada yang mensyaratkan pesertanya untuk menulis karya akhir dan ada yang tidak. Untuk program master yang tidak mensyaratkan
karya akhir, maka kelulusan ditentukan oleh GPA (Grade Point
Average) atau IPK yang berada
di atas angka minimum (biasanya 3.0 dari skala 4.0). Selain itu biasanya juga diperhatikan bagaimana GPA untuk pelajaran-pelajaran wajib (core
courses) dan GPA untuk pelajaran-
pelajaran spesialisasi (specialization courses). Untuk program master yang
mensyaratkan karya
akhir,
mahasiswa
bisa
memilih
antara membuat Master
thesis atau Master
project. Master
thesis biasanya lebih condong pada pendekatan metodologis
dan teoritis dalam membahas
suatu
masalah, dan menurut
peraturan, Master thesis harus dibuat mengikuti format-format yang telah ditetapkan
graduate college, untuk kemudian thesis tersebut dimasukkan
dalam koleksi perpustakaan universitas. Master project biasanya mencakup aplikasi suatu pendekatan
terhadap
suatu
masalah yang
nyata dilapangan, dan berbeda
dengan Master thesis, Master
project tidak harus dibuat dalam format yang ditetapkan Graduate College
dan tidak akan menjadi koleksi perpustakaan. Ujian akhir dari Master
thesis merupakan ujian lisan yang melibatkan pembimbing tesis sebagai ketua tim penguji ditambah
satu atau dua pengajar lain
sebagai anggota. Ujian ini bersifat formal dan harus sepengetahuan
Graduate College. Untuk Master project, ujian bersifat
informal dalam pengertian tidak sepengetahuan Graduate College.
Ujiannya biasanya dipimpin pembimbing project dengan satu pengajar lain sebagai anggota. Beberapa universitas menawarkan program master yang cukup unik yaitu double
degree dimana seorang mahasiswa bisa mendapatkan
dua gelar master yang berlainan tanpa menghabiskan waktu yang terlalu lama. Pendaftaran untuk double degree ini bisa dilakukan
pada saat
aplikasi awal
atau
setelah
kuliah
berjalan
satu tahun. Strategi yang biasa diambil adalah mengambil mata kuliah wajib
program master utama, sedangkan jatah mata kuliah pilihan
dipakai untuk mata kuliah wajib program master
tambahan. Sisanya dipakai
untuk mata kuliah spesialisasi yang cocok untuk kedua program master
tersebut. Beberapa contoh double degree master
adalah
master akuntansi dengan Sistem informasi, MBA dengan Master of Civil Engineering (khusus untuk construction management), Master
planning dengan arsitek.
Persyaratan untuk masuk
program doktor pada umumnya
sama dengan
program master, hanya di sini test GRE general biasanya
merupakan suatu keharusan
disamping skor TOEFL yang umumnya juga
lebih
tinggi
(580
–
600).
Perkembangan
terakhir
di
AS menunjukkan bahwa makin sulit bagi seorang
calon mahasiswa dari
Indonesia yang baru bergelar
sarjana, untuk diterima dalam
program doktor secara langsung. Umumnya, universitas-universitas
di AS
mensyaratkan
calon dari Indonesia untuk mengambil dulu
program master, biasanya master kombinasi
seperti dijelaskan di atas, baru kemudian
setelah lulus master boleh mengajukan lamaran baru untuk program doktor. Bagi mahasiswa yang masuk program doktor langsung setelah menyelesaikan
masternya, persyaratan seperti TOEFL dan GRE tidak diperlukan
lagi. Yang harus disertakan dengan formulir aplikasi
adalah transcript master, tiga surat referensi baru dari pengajar-pengajar
di universitas tersebut, dan statement of purpose. Statement of purpose untuk program doktor
sebaiknya sudah memberikan bayangan cakupan
penelitian yang akan dilakukan selama program doktor
atau
paling
tidak
sudah
memberikan gambaran bidang-bidang apa saja yang ingin diteliti.
Supaya proses
penerimaan lebih lancar, cantumkan bidang-bidang penelitian yang
memang menjadi bidang
penelitian utama profesor-profesor yang ada di program yang sedang
dilamar. Selain
syarat-syarat di atas, jangan lupa lampirkan pula surat keterangan sponsor yang baru untuk urusan
keuangan.
Total kredit minimal untuk mencapai gelar doktor adalah 96 kredit dimana 32 di antaranya merupakan kuliah tingkat
master, 32 kredit untuk kuliah-kuliah program doktor, dan 32 lagi untuk disertasi
doktor. Apabila seorang mahasiswa masuk program doktor setelah
menyelesaikan masternya, maka ia cukup menyelesaikan
64 kredit. Jangka waktu penyelesaian
program
doktor
umumnya 3-4 tahun untuk mahasiswa yang masuk dengan gelar master, atau 6-7 tahun untuk mahasiswa yang masuk dengan gelar Bachelor atau sarjana. Setiap universitas biasanya mempunyai batas
waktu maksimum seseorang bisa menyelesaikan program
doktor, umumnya 8 tahun sejak
pertama kali diterima
sebagai
mahasiswa
program doktor. Batas waktu tersebut bisa diperpanjang
dengan menjadi mahasiswa off-campus dimana si mahasiswa
tetap tercatat sebagai mahasiswa
program doktor di universitas tersebut, tetapi dia tidak perlu membayar
tuition
dan
fees
ataupun
mengambil kuliah. Dengan sistem off-campus atau sistem cuti tersebut,
si mahasiswa bisa tetap mengerjakan disertasinya di mana dia berada dan apabila siap untuk
ujian
akhir, dia harus mendaftar
kembali di universitasnya sebagai bagian persyaratan ujian akhir.
Berbeda dengan program master, program
doktor mempunyai beberapa tahap evaluasi
sebelum mahasiswa berhak menyandang gelar doktor. Sebagian besar program doktor mensyaratkan pesertanya untuk lulus ujian kualifikasi (qualifying exam) yang
biasanya harus diambil setelah mahasiswa menyelesaikan
seluruh kuliah program doktornya. Tujuan dari ujian ini adalah untuk
mengetahui sejauh mana pemahaman mahasiswa akan dasar-dasar teori ilmu yang sedang didalami sekaligus pemahaman metodologi
yang
kerap dipakai dalam disiplin ilmu tersebut. Selain itu diuji pula dasar-dasar teori dari spesialisasi mahasiswa yang kemungkinan
besar akan menjadi topik disertasinya. Pada ujian ini, mahasiswa diminta untuk membentuk komite penguji yang disahkan universitas, terdiri dari satu ketua dan dua penguji yang umumnya berasal dari departemen dimana si mahasiswa sedang menyelesaikan
studinya. Untuk kesinambungan
studi, disarankan untuk memilih ketua komite penguji yang merupakan calon pembimbing disertasi. Format dari ujian klasifikasi
tidak ada yang baku.
Ada yang mengharuskan
mahasiswa menjawab pertanyaan-pertanyaan secara tertulis dari tiga
penguji selama tiga hari dalam seminggu, kemudian
minggu berikutnya dilakukan ujian lisan membahas jawaban-jawaban si mahasiswa. Ada juga yang mengharuskan mahasiswa menulis sebuah
paper berbentuk literature review (studi kepustakaan) mengenai teori atau metodologi yang biasa dipakai dalam disiplin ilmunya.
Paper atau makalah tersebut
kemudian dipertahankan di depan tim penguji. Format
lainnya adalah ujian tertulis menjawab pertanyaan tiga penguji tanpa dilakukan
ujian
lisan sesudahnya. Apabila
mahasiswa tidak lulus pada
ujian klasifikasi kesempatan pertama, maka
diberikan kesempatan mengulang sebanyak dua kali.
Apabila tidak lulus juga, maka mahasiswa dinyatakan drop-out dari program doktor dan hanya akan bergelar
Master.
Apabila lulus ujian klasifikasi,
mahasiswa yang sekarang
bergelar kandidat doktor diwajibkan untuk membuat proposal dari disertasinya sekaligus memilih profesor
yang akan menjadi
pembimbing utamanya. Batas waktu diselesaikannya proposal dari sejak lulus ujian klasifikasi
umumnya enam bulan sampai satu tahun.
Proposal tersebut kemudian harus dipertahankan di depan komite penguji yang minimal terdiri dari tiga profesor, minimal dua dari
departemen yang bersangkutan dan satu dari luar departemen atau luar
universitas. Ketua komite adalah
pembimbing utama Pada
sebagian besar program atau universitas, proses mempertahankan
proposal disertasi ini biasa disebut preliminary
exam. Apabila
proposal bisa diterima komite berikut perbaikan-perbaikannya, maka tugas
mahasiswa adalah menyelesaikan penelitian dan penulisan
disertasinya. Pada kondisi ini, si mahasiswa sering
disebut sebagai ABD (All But Dissertation). Disertasi doktor pada intinya adalah
penelitian mandiri dari seorang
calon doktor dengan
menekankan pada orisinalitas ide dan mampu memberikan
kontribusi yang berarti bagi ilmu pengetahuan. Kontribusi di sini bisa berupa penemuan
teori atau metodologi baru, pengembangan teori
atau metodologi
yang
ada, atau aplikasi
dari teori atau metodologi
yang ada pada kasus atau tempat yang belum
pernah dilakukan sebelumnya. Ujian
akhir dari keseluruhan program doktor atau biasa disebut final defense merupakan
ujian lisan mengenai
disertasi yang ditulis
di depan komite penguji yang umumnya sama dengan komite waktu preliminary exam. Setelah lulus, sama seperti Master
thesis, mahasiswa harus menyesuaikan format
disertasinya dengan ketentuan
dari Graduate College.
Disertasi tersebut kemudian akan menjadi
koleksi universitas, sedangkan abstraknya dibuat dalam bentuk mikrofilm
yang kemudian bisa diakses secara internasional. Petunjuk mengenai format Master
thesis dan Doctoral Dissertation terdapat pada buku petunjuk pembuatan thesis yang dikeluarkan pihak Graduate College.a
Pada beberapa universitas di Amerika Serikat, seorang mahasiswa yang sudah berstatus ABD atau kandidat doctor tetapi akhirnya
tidak menyelesaikan disertasinya atau memilih untuk meninggalkan studiprogram doktoralnya tersebut
mendapatkan gelar M.Phil (Master of
Philosophy). Dengan penjelasan di atas, bisa disimpulkan kalau M.Phil sebenarnya
setingkat lebih tinggi dari master biasa (MA atau
Msc) yang dihasilkan melalui program
master. Akan tetapi
akreditasi pendidikan luar negeri yang dilakukan
direktorat jendral pendidikan tinggi belum mengenal gelar tersebut, dan sebagai akibatnya seseorang dengan gelar M.Phil akan disetarakan
dengan yang baru lulus dari master program.
0 komentar:
Posting Komentar